Tuesday, April 18, 2017

Defendant episode 1

Seorang tahanan melarikan diri di tengah malam  namun dia ketahuan, dia terus dikejar oleh polisi dan anjing pelacak. Si tahanan sampai di jalan raya dan tepat disaat itu ada kontainer melaju dengan cepat ke arahnya. Wajah si tahanan terkena cahaya lampu dan ternyata tahanan itu adalah Park Jung Woo ( Ji Sung ).  kontainer melaju ke arahnya, Jung Woo tak beranjak dari tempatnya berdiri, dia malah menatap tajam ke arah kamera.


http://drakorpalembang.blogspot.co.id
http://drakorpalembang.blogspot.co.id
Seorang pria berhenti di lampu merah dan kemudian menelpon seseorang yang bernama Shin Cheol Sik. Pria itu marah pada Cheol Sik karena Cheol Sik sudah mengkhianatinya. Dia dengar kalau Cheol Sik sudah membayar orang untuk menabrak pria yang di panggil “bos” itu dengan menggunakan truk atau dengan cara menenggelamkannya.
Dengan santai Cheol Sik yang saat itu sedang bersama wanita menjawab kalau dia mengatakan hal itu karena sedang merasa marah saja.
“Apa kau benar-benar berpikir kau akan mendapatkan jalanmu sendiri? Akulah yang akan mendapatkan mereka semua dibawah sayapku,” ucap si bos dengan kesal dan langsung membanting ponselnya.
http://drakorpalembang.blogspot.co.id
Tepat disaat itu muncul sebuah mobil dan berhenti di belakang mobil si bos dan tak jauh dari kedua mobil itu, ada sebuah truk berhenti. Si pengendara truk kemudian melajukan mobilnya dengan kencang dan menabrak dua mobil yang ada di depannya. Bos dan pengemudi mobil di belakangnya luka parah.
http://drakorpalembang.blogspot.co.id
Jung Woo mengantar anaknya sekolah dan si anak berkata pada Jung Woo kalau dia menginginkan kucing, namun Jung Woo menjawab kalau si anak masih belum diperbolehkan punya kucing. Sebelum si anak masuk ke sekolah, Jung Woo berpesan pada si anak untuk bersikap baik pada guru dan temannya. Jung Woo juga minta cium dan melakukan tos dengan si anak. Mereka terlihat sangat kompak bersama.
Setelah si anak masuk ke sekolah, Jung Woo mendapat telepon dari seorang detektif.
http://drakorpalembang.blogspot.co.id
http://drakorpalembang.blogspot.co.id
Cheol Sik datang ke pemakaman dan anak buahnya langsung keluar untuk menyambutnya. Ternyata Cheol Sik adalah bos dari kelompok mafia. Salah satu orang yang berlari menyambut Cheol Sik, tidak mengunakan sepatu karena yang tersisa hanya sedal kecil.
Cheol Sik masuk dan disambut oleh semua anak buahnya. Ternyata itu adalah pemakaman pria yang Cheol Sik panggil bos  tadi, dia meninggal setelah ditabrak truk dari belakang.  Si Bos bernama Kim Yong Joo.
Jung woo yang memakai sendal tadi, tiba-tiba mengeluh di tengah orang banyak. Dia mengeluh karena sandalnya kekecilan. Selain mengeluh di depan orang banyak, Jung Woo juga tak menunduk dan memberi hormat pada Cheol Sik seperti yang lain. Dia malah melakukan peregangan. Ketika orang yang ada di sampingnya mengingatkan, Jung Woo menjawab kalau jaksa tidak harus tunduk pada orang-orang seperti mereka. Mendengar kalau Jung Woo adalah seorang jaksa, Cheol Sik terlihat tak senang.
Cheol Sik kemudian melakukan penghormatan terakhir untuk Kim Yong Joo dan saat melakukan penghormatan terakhir, dia pura-pura menangis. Selesai melakukan penghormatan terakhir, Cheol Sik menghampiri anak buahnya dan menatap tak senang ke arah Jung Woo.
“Kau ingin aku melakukan apa? Belum terlalu terlambat,” tanya anak buah Cheol Sik sambil menunjukkan senjata yang dia bawa, namun Cheol Sik menjawab jangan sekarang karena bos besar mereka sedang mengawasi mereka.
Cheol Sik kemudian menghampiri Jung Woo dengan ramah dan berkomentar kalau Jung Woo berani juga datang menemui mereka sendirian. Jung Woo pun menjawab kalau mereka tidak datang ke tempat itu secara berkelompok, karena mereka semua sibuk.
“Bos Besar menderita selama bertahun-tahun karena kau. Kita lihat saja apa kau bisa pergi hari ini dalam keadaan utuh,” ucap Cheol Sik dan Jung Woo menjawab kalau hal itu sangat disayangkan, karena Jung Woo sudah berjanji akan pulang lebih awal hari ini.
Cheol Sik berkata kalau Jung Woo harus menelpon ke rumah dan mengatakan Jung Woo tak bisa pulang. Dengan joroknya, Cheol Sik mengupil dan jempol bekas upilnya memegang sup untuk Jung Woo....omooo
Dia juga mencuci jempol yang terkena upil dan sup untuk Jung Woo di sebuah gelas dan bekasnya juga dia berikan pada Jung Woo.
“Baiklah. Kita lihat saja… siapa yang akan menjadi pemenangnya. Coba sedikit. Aku kesini minggu lalu dan makanannya enak,” ucap Jung Woo dan memakan semua sup tadi. Melihat itu semua orang merasa jijik.
Jung woo dengan santai melahap sup yang jorok itu dan minum air yang sudah dipakai untuk mencuci upil, lalu Ji Sung memberikan surat panggilannya pada Cheol Sik. Namun surat itu langsung di sobek oleh Cheol Sik dan tepat disaat itu semua anak buah Cheol Sik langsung berdiri. Ingin menghajar Jung Woo di tempat kosong, Cheol Sik pun menyuruh anak buahnya untuk membawa Jung Woo ke sana.
“Apa kau ingin menghajar seorang jaksa atau apa?” tanya Jung Woo.
“Bosku merawat mereka dengan sangat baik. Mereka bahkan tidak tahu apa itu jaksa,” jawab Cheol Sik dan anak buahnya langsung mencengkram baju Jung Woo. Jung Woo yang masih belum kelar bicara, langsung minta di lepaskan. Dia bertanya pada Cheol Sik, apa dia tidak akan menyesal? Tanpa menjawab Cheol Sik langsung menyuruh  anak buahnya untuk membawa Jung Woo pergi.
Saat akan dibawa pergi, Jung Woo mengeluarkan sebuah rekaman dan menyalakannya. Isinya adalah rekaman percakapan Cheol Sik dengan seseorang dimana Cheol Sik menyuruh orang tersebut untuk menabrak atau menenggelamkan Kim Yong Joo. Ternyata Cheol Sik tidak tahu kalau disaat dia menelpon orang tersebut, ada perekam suara di mobilnya.
Mendengar fakta itu, semua anak buahnya terlihat marah pada Cheol Sik, karena Cheol Sik sudah membunuh big bos mereka. Setelah semuanya terungkap, Jung Woo kemudian menunjukkan surat penangkapan untuk Cheol Sik atas tuduhan pembunuhan terhadap Kim Yong Joo.
Cheol Sik kemudian berbisik pada Jung Woo, “Apa kau benar-benat ingin melakukan ini?”
“Kau mengatakan kalau kau melihat ruangan kosong disini,” jawab Jung Woo dengan suara pelan juga.
“Dan kau menyebut dirimu jaksa? Ikuti saja hukum yang ada.”
“Kau mengatakan mereka tidak tahu apa itu jaksa.”
“Kau juga tidak akan lolos,” ucap Cheol Sik dan para anak buahnya sudah siap untuk menangkap mereka berdua. Menyadari hal itu, Jung Woo pun berkata kalau Cheol Sik seharusnya bilang dari tadi. Jung Woo bertanya apa yang mau Cheol Sik lakukan sekarang? dan Cheol Sik menjawab kalau mereka berdua bisa mati di tempat itu. Jadi sebelum mereka di hajar, Jung Woo pun memberi kode untuk lari. Tapi tepat di hitungan ketiga, Jung Woo malah mendorong Cheol Sik dan dia lari sendiri.
Tapi karena tak mau mati di tangan anak buahnya sendiri, Cheol Sik pun berusaha sekuat tenaga untuk bisa keluar dari tempat itu. Cheol Sik dan Jung Woo berhasil keluar dan sambil lari, Cheol Sik bertanya kenapa Jung Woo tak datang bersama detektif? Jung Woo menjawab kalau dia datang bersama detektif, Cheol Sik pasti tidak akan datang.
“Tapi kau tidak seharusnya datang ke sini sendirian. Ngomong-ngomong, aku tidak membunuhnya. Sebelumnya aku sudah melihat tubuhnya, dan…,” ungkap Cheol Sik dan Jung Woo menyuruhnya untuk bicara nanti saja. Cheol Sik mengikuti Jung Woo menuju mobil yang di tunggu bawahannya. Jung Woo pun berteriak agar membuka pintu mobil supaya dia dan Cheol Sik bisa langsung masuk.
Cheol Sik sudah dipenjarakan dan di dalam penjara dia terus berteriak kalau dia tidak bersalah, dia juga mengaku tidak memberi si pembunuh uang. Dia bertanya dimana jaksanya?
Kemana Jung Woo? dia sudah sampai di kantornya dan Tuan Ko berkata kalau Jung Woo tak seharusnya melakukan semua itu, karena hal itu berbahaya. Jung Woo selalu melukai dirinya dan kali ini kakinya terluka karena dia lari tanpa sepatu.
Sampai di ruangnya, Jung Woo sudah ditunggu seorang tamu. Dia adalah Yeo Seong Soo dari Firma Hukum Lee & Park. Seong Soo datang untuk menawarkan pekerjaan pada Jung Woo dan Seong Soo menjamin kalau Jung Woo menerima pekerjaan itu, maka dia akan segera memiliki hidup yang berkualitas.

Dengan alasan kalau hal itu bukan sesuatu yang bisa dia putuskan sendiri, jadi dia menelpon seseorang yang bernama Ji Soo. Ji Soo adalah istri Jung Woo.
“Sebuah firma hukum baru saja menawari aku pekerjaan,” ucap Jung Woo.
“Sebuah firma hukum?” tanya Ji Soo.
“Iya. Dia mengatakan mereka akan membayar dengan gaji tahunanku setiap bulannya.”
“Uang? Kalau ini adalah tentang uang, aku juga bisa menghasilkan uang. Itu hanya sekadar jumlah uang. Aku menikah karena aku ingin menjadi seorang istri jaksa. Ini sama sekali bukan tentang uang. kau terlihat fantastis saat kau berada di kantor kejaksaan. Bahkan jangan berpikir tentang hal itu. Benar. Jangan lupa untuk mengambil kue dalam perjalanan pulang. Aku memesan satu dengan namamu. Sampai jumpa,” ucap Ji Soo dan menutup telepon karena dia harus melayani pembeli yang datang. Ji Soo bekerja sebagai pelayan di sebuah supermarket.
Tahu jawaban Jung Woo atas tawarannya, Seong Soo pun memutuskan pergi. Namun sebelum dia keluar, Jung Woo memanggilnya dan berkata kalau dia akan memeriksa kasusnya dengan hati-hati.
keluar dari ruangan jaksa Jung Woo, Seong Soo langsung menelpon Presdir Cha dan memberitahu semuanya. Presdir Cha kemudian diberitahu sekretarisnya kalau sudah waktunya dan Presdir Cha mengiyakan. Presdir Cha menghampiri Yeon Hee dan mengajaknya pergi. Melihat ekspresi wajah Yeon Hee yang tegang, tanpa senyum, Presdir Cha pun bertanya kenapa? karena hari ini adalah hari yang baik.
Presdir Cha menggandeng tangan Yeon Hee dan mengajaknya masuk ke sebuah ruangan  dimana semua orang sudah berkumpul untuk merayakan peresmian Cha Seon Ho menjadi Presdir. Di depan para reporter Presdir Cha merangkul Yeon Hee dan Yeon Hee terlihat merasa tak nyaman.
Waktunya pulang dan semua pegawai Jung Woo menitipkan hadiah untuk Ha Yeon     (anak Jung Woo) karena Ha Yeon hari itu berulang tahun. Mereka semua merasa senang karena berkat Ha Yeon, mereka bisa pulang kerja tepat waktu setahun sekali.
Sebelum pulang, Jung Woo pergi ke toko kue untuk mengambil kue yang sudah Ji Soo pesan atas namanya. Saat Jung Woo menyebutkan namanya, si penjaga toko berkata kalau dia tak menemukan pesanan atas nama Jung Woo, yang ada di daftar pesanan bernama Park Bong Goo. Mendengar itu, Jung Woo pun langsung meralat kalau namanya adalah Bong Goo, dia memastikan pada si penjaga toko kalau namanya adalah Park Bong Goo.
Jung Woo pulang membawa kue dan ternyata benar, Ji Soo memang memesan kue dengan nama Bong Goo. Di rumah juga sudah ada Tae Soo adik Ji Soo, dia datang untuk memberi hadiah pada Ha Yeon.
“Kenapa kau menyebut dirimu Bong Goo sebelumnya?” tanya Ha Yeon dan Jung Woo menjawab kalau disaat dia dan Ji Soo berkencan, Ji Soo memanggilnya dengan panggilan Park Bong Goo. Ji Soo menambahkan kalau alasan dia memanggil seperti itu karena Jung Woo dulu terlihat kampungan.
Tae Ho kemudian pamit pergi, karena dia harus bekerja malam ini. Sebelum pergi, dia berjanji pada Ha Yeon akan mengajaknya ke taman bermain di hari Tae Ho libur.
Waktunya menyanyikan lagu “Selamat Ulang Tahun” dan meniup lilin.  Saat menyanyikan lagu ulang tahun, Jung Woo sempat salah menyebut umur Ha Yeon, jadi Ha Yeon pun terlihat tak senang. Rasa tak senangnya bertambah ketika melihat semua hadiahnya berupa boneka binatang, termasuk dari Jung Woo. Tapi karena di beri kode oleh sang ibu untuk tidak cemberut, Ha Yeon pun langsung berkata senang dengan semua hadiahnya. mereka kemudian berfoto ... aigooo karna aku sudah  selesai nonton episode 1 adengan ini bikin aku sedih.(tisuu mana tisu)
Jung Woo kemudian menina bobokan Ha Yeon. Ji Soo masuk dan ternyata Jung Woo ikut ketiduran dengan Ha Yeon. Ji Soo membangunkan Jung Woo dan kemudian mengobati luka di kakinya, ketika mereka sampai kamar.
Jung Woo kemudian bertanya tentang ibu Ji Soo dan Ji Soo menjawab kalau ibunya sangat merindukan Ha Yeon ketika dia berada di luar negeri. Mendengar itu, Jung Woo langsung berjanji akan pergi ke sana bertiga, namun Ji Soo menanggapinya dengan setengah hati, karena gaji Jung Woo tak bisa membiayai perjalanan mereka bertiga. Mendengar tanggapan itu Jung Woo pun membahas kembali tentang tawaran dari firma hukum untuknya tadi. Ji Soo tersenyum dan menyuruh Jung Woo tidur. Ya, walaupun tak hidup mewah, Jung Woo dan Ji Soo bahagia dan merasa cukup.
Sebelum memejamkan mata, Jung Woo meminta Ji Soo membangunkannya jam 6 pagi dan Ji Soo menjawabnya dengan senyuman. Ketika Jung Woo tidur, Ji Soo mencium keningnya dan bergumam kalau suaminya itu terlihat sangat kelelahan.
Jung Woo terbangun dengan suara Ji Soo dan Ha Yeon. Namun ketika dia membuka mata, dia sudah mengenakan pakaian narapidana nomor 3866 dengan dikelilingi pada narapidana yang lainnya. Apa yang terjadi sebenarnya?
Ternyata Jung Woo di penjara dengan tuduhan membunuh Ji Soo dan Ha Yeon. Namun Jung Woo belum diputuskan bersalah, terlihat dari namanya yang masih merah. Jung Woo sendiri terlihat bingung karena dia tak mengingat apa yang terjadi. Dia juga tak tahu kalau waktu sudah berlalu selama berbulan-bulan, dia masih merasa kalau hari ulang tahun Ha Yeon baru kemarin.
Semua teman sekamarnya sudah sangat mengenal sifat Jung Woo, selama 3 bulan dipenjara dia selalu mengamuk setiap bangun tidur. Dia selalu lupa dengan apa yang terjadi setiap bangun tidur. Sung Gyu yang diberi tugas untuk memantau keadaan di luar langsung memberitahu kalau polisi datang, jadi mereka harus duduk berbaris.
Saat melihat polisi, Jung Woo langsung berdiri dan menghampirinya. Dia minta untuk diizinkan menelpon, tentu saja si polisi tak memberikannya. Tak ingin Jung Woo kembali mendapat hukuman, Sung Gyu pun menarik Jung Woo untuk duduk lagi. Si polisi kemudian mengingatkan Jung Woo kalau sipir yang akan melakukan absen malam ini, jadi dia harus menjaga perilakunya.
Sipir yang di maksud datang. Dia mengawas pengabsenan para narapidana. Mereka mengabsen dengan cara berhitung. Tepat disaat giliran Jung Woo, Jung Woo tak menjawab, sehingga membuat Sung Gyu yang mengabsenkan untuknya, Sung Gyu menyebut “lima” untuk Jung Woo dan “enam” untuk dirinya sendiri. Si sipir yang tahu kalau Jung Woo yang tak menjawab absen, langsung menyuruh anak buahnya untuk membuka pintu sel.
Si sipir menghampiri Jung Woo dan bertanya apa Jung Woo hilang ingatan lagi?
Dan Jung Woo hanya menjawab kalau dia harus pulang ke rumah. Si sipir lalu memberitahu Jung Woo kalau penjaralah rumah Jung Woo sekarang, jadi kalau Jung Woo butuh sesuatu, dia tinggal bilang pada si sipir.
Karena si sipir berkata seperti itu, Jung Woo pun berkata kalau dia ingin menelpon. Tanpa ragu si sipir memberikan ponselnya, namun sebelum Jung Woo menelpon, si sipir berkata kalau tak akan ada orang yang bisa dia telepon. Tak perduli, Jung Woo langsung menghubungi nomor Ji Soo, namun nomornya tak aktif.
“Sekarang, terima kenyataannya,” ucap si sipir dan langsung mengambil ponsel lalu pergi. Masih tak terima dengan apa yang dikatakan si sipir, Jung Woo langsung menyerang sisipir dan karena apa yang dia lakukan, Jung Woo pun di masukkan di ruang isolasi.
“Kurasa jaksa bukan sesuatu yang istimewa,” ucap si sipir ketika melihat Jung Woo dibawa pergi oleh anak buahnya.
Di ruang isolasi, Jung Woo terus berteriak-teriak memanggil nama Ji Soo dan Ha Yeon. Dia juga minta dikeluarkan. Setelah sedikit tenang, Jung Woo berusaha mengingat apa yang terjadi dan ingatannya masih berkata kalau kemarin jelas-jelas adalah hari ulang tahun Ha Yeon, jadi tidak masuk akan kalau dia membunuh Ha Yeon dan Ji Soo.
Jung Woo melihat kakinya dan luka yang diobati Ji Soo sudah sembuh, padahal yang dia ingat semalam Ji Soo baru saja mengobati lukanya dan memasangkan plester disana.
“Itu tidak masuk akal. Omong kosong,” ucap Jung Woo dan menangis memanggil nama Ji Soo dan Ha Yeon.
Kita kemudian mendengar suara Jung Woo bernarasi, “Rasanya seperti ulang tahun Ha Yeon baru saja kemarin, tapi ternyata sudah empat bulan lalu. Aku menjadi narapidana hukuman mati yang membunuh Ji Soo dan Ha Yeon. Dan aku tidak memiliki ingatan tentang itu… sama sekali.”



== 4 bulan lalu ==
Di sebuah club malam, seorang pria merayu wanita dan pria itu kemudian mengajak si wanita untuk bersama semalaman. Si wanita lalu bertanya bukah si pria harus pulang dan si pria menjawab tidak karena tak ada yang menunggunya di rumah. Mendengar itu, si wanita menjawab kalau dia akan memikirkannya dulu, jadi dia permisi sebentar.
Si wanita permisi untuk menelpon temannya dan pada temannya si wanita mengeluh kalau dia sudah salah orang, dia kira pria yang mendekatinya adalah Cha Seon Ho, tapi ternyata itu adalah adiknya yang playboy. Namun si wanita tak mempermasalahkannya, dia akan menerima tawaran Cha Min Ho untuk bersama semalaman. Ketika si wanita berbalik, ternyata Cha Min Ho sudah ada di belakangnya dan si wanita pun hanya bisa senyum dengan senyum yang dipaksakan, begitu juga Min Ho.
Min Ho berjalan dalam kondisi mabuk dengan membawa stick golf,duhh psikopat.... dia terlihat seperti sedang mencari seseorang dan akhirnya dia menemukan orang yang dia cari di dalam lemari. Orang yang dia cari adalah wanita yang diajaknya kencan tadi. Sepertinya Min Ho emosi pada si wanita karena apa yang sudah si wanita ucapkan pada temannya di telepon. Tanpa ampun, Min Ho pun memukuli si wanita dengan stick golf sampai mati.
Jaksa yang menangani kasus pembunuhan itu adalah Jung Woo dan saat diinterogasi oleh Jung Woo, Min Ho terus mengelak untuk bertanggung jawab atas kematian si wanita. Saat Min Ho hendak pergi, Jung Woo berkata kalau Min Hoo sampai terbukti bersalah maka dia akan dicap sebagai pembunuh.
“Seorang pembunuh? Aku tidak tahu?” jawab Min Ho dan keluar dari ruang interogasi.
Bersama tim forensik, Jung Woo mendatangi villa Min Ho, dimana mayat ditemukan. Jung Woo membuka lemari dimana si wanita bersembunyi, namun sebelum Jung Woo menggeledah lemari lebih lanjut, dia dipanggil oleh anak buahnya yang menyatakan kalau mereka menemukan alat yang digunakan untuk membunuh. Mereka menemukan stick golf-nya di dalam kolam.
Berita tentang penetapan Min Ho sebagai tersangka langsung di siarkan dan Jung Woo juga sudah menemukan banyak barang bukti yang memberatkan Min Ho, jadi Min Ho sekarang di larang pergi ke mana pun karena kejaksaan akan menangkapnya.
Jung Woo dan rombongan pergi ke Grup Chamyung untuk mencari Cha Min Ho dan orang yang muncul adalah Cha Seon Ho. Awalnya Jung Woo mengira kalau Seon Ho adalah Min Ho, karena mereka sangat mirip, tapi ketika Seon Ho memperkenalkan dirinya, Jung Woo pun mengerti kalau dia sudah salah orang. Seon Ho kemudian mempersilahkan Jung Woo untuk mencari Min Ho di gedung kantor. Ketika rombongan Jung Woo mencari Min Ho, Seon Ho bertanya keberadaan Min Ho pada sekretarisnya.
Min Ho sedang berada di apartemennya dan disana dia melihat berita tentang kasusnya. Min Ho juga melihat Jung Woo berbicara di depan reporter kalau dia akan mendapatkan Min Ho bagaimana pun caranya. Seorang reporter kemudian menyimpulkan, kalau Min Ho terbukti sebagai pembunuh, maka dia akan dihukum 15 tahun penjara.
Tepat disaat itu, Seon Ho datang dan memberitahu Min Ho kalau tadi kejaksaan datang ke kantor. Dia kemudian bertanya pada Min Ho, apa Min Ho benar-benar membunuh? Dan Min Ho mengaku tidak tahu, dia tidak ingat apapun. Seon Ho kemudian menyuruh Min Ho untuk menyerahkan diri, namun Min Ho tak mau, dia tak mau dipenjara selama 15 tahun. Min Ho tahu bagaimana rasanya dipenjara, jadi dia tidak mau pergi kesana lagi.
Min Ho kemudian meminta Seon Ho untuk memberinya kapal atau sesuatu agar dia bisa pergi dari tempat itu, namun Seon Ho tak mau mengabulkannya. Jadi Min Ho pun meminta Seon Ho untuk menggantikan dirinya di penjara. Mendengar itu, Seon Ho murka dan langsung menampar Min Ho.
Seon Ho hendak menelpon polisi dan Min Ho langsung membuang ponselnya. Min Ho kemudian mengambil botol alkoholnya dan setelah meneguk alkohol, dia menyuruh Seon Ho untuk tidak mengatakan apa yang harus dan tidak dia lakukan.
“Kita tak punya pilihan lain,” ucap Seon Ho.
“Pilihan?” jawab Min Ho dan kemudian melihat wajahnya dan Seon Ho di kaca. “Aku memiliki… sebuah pilihan,” ucap Min Ho dan langsung memukul Seon Ho dengan botol alkoholnya. Melihat sang kakak terluka, Min Ho hendak menelpon 119, namun sebelum teleponnya tersambung, Min Ho meminta maaf pada kakaknya. Min Ho mengurungkan niatnya untuk menghubungi 119, dia ingin tak ada yang tahu tentang apa yang barusan terjadi.
Seperti orang kalab, Min Ho melepas semua barang-barang Seon Ho dan kemudian dia menyeretnya ke balkon. Min Ho kemudian menjatuhkan Seon Ho dari balkon.
Ternyata Seon Ho masih sempat bertahan, dia masih berpegangan lantai balkon dan memanggil Min Ho. Melihat itu Min Ho hanya terdiam ketakutan. Sampai akhirnya Seon Ho tak sanggup bertahan dan akhirnya dia jatuh.
Min Ho mencuci tangan dan mengubah tampilan rambutnya seperti Seon Ho. Di depan cermin dia pun berkata, “Hyung… miane.”.... aishhhh cha min ho psikopat.
Sebelum pergi, Min Ho menulis catatan atas nama dirinya sendiri. Dia mengaku bersalah dan mengakhiri hidupnya untuk menebus kesalahannya.
Min Ho kemudian keluar dari kamar Min Ho dengan penampilan Seon Ho. Keluar lift, Min Ho terlihat ketakutan ketika berpapasan dengan petugas hotel yang membawa mistar besi, jadi petugas hotel pun menyingkirkan troli yang dia bawa.
Sampai di lobi, Min Ho masih terlihat cemas ketika melewati orang-orang. Dia bahkan menutup mulutnya ketika berjalan menuju pintu keluar.
Di luar, Min Ho di jemput oleh supir Seon Ho. Si supir tidak bisa mengenali Min Ho, dia mengira kalau pria yang masuk mobil adalah Seon Ho, jadi dia bertanya tentang Min Ho pada Seon Ho. Min Ho (sebagai Seon Ho ) kemudian menyuruh si sopir untuk mencari kapal yang menuju ke luar negeri untuk Min Ho. Si supir mengerti dan dia kemudian mengantarkan Min Ho pulang ke rumah Seon Ho.
Setelah Min Ho pergi, Seon Ho ditemukan dan ternyata dia belum mati. Namun dia luka parah dan dibawa ke rumah sakit oleh polisi.
Min Ho sampai di gedung apartemen Seon Ho. Min Ho sempat bingung dan berniat pergi ketika dia tidak tahu harus melangkah ke arah mana, karena dia tak mau membuat orang curiga kalau dia bukan Seon Ho. Tepat disaat itu resepsionis memanggilnya karena ada surat untuknya. Di amplop surat itu ada alamat apartemen Seon Ho, jadi Min Ho pun tahu harus pergi kemana.
Sampai di depan kamar apartemennya, Min Ho kembali bingung karena dia tak tahu password rumah Seon Ho, jadinya Min Ho menekan bel. Yeon Hee yang membukakan pintu dan Yeon Hee langsung berkata, “Sayang, ini buruk. Min Ho adalah…,” namun Yeon Hee langsung berhenti bicara, ketika dia menyadari kalau pria yang datang itu bukan suaminya, melainkan Min Ho. Ya, Yeon Hee bisa mengenali dan membedakan antara Min Ho dan Seon Ho. Tak mau orang lain mendengar percakapan mereka, Min Ho pun langsung melangkah masuk rumah dan menutup pintu.
Dengan ekspresi takut, Yeon Hee bertanya kenapa Min Ho datang ke rumahnya dengan menggunakan kacamata Seon Ho. Tak bisa membohongi Yeon Hee tentang identitasnya, Min Ho pun mengaku kalau dia memang Min Ho pada Yeon Hee dan Yeon Hee shock mendengarnya.
Tepat disaat itu, terdengar suara pembawa berita yang berkata, “Sekilas info. Wakil Presiden Cha Min Ho, yang dipanggil… dengan surat perintah penangkapan atas tuduhan pembunuhan…ditemukan setelah dia melemparkan dirinya… dari sebuah bangunan di Seoul. Wakil Presiden Cha telah dipindahkan ke rumah sakit untuk menjalani operasi. Dia berada dalam kondisi kritis dan mereka tidak yakin… kalau dia akan sembuh.  Cha Min Ho adalah anak bungsu dari Ketua Cha Yeong Woon, dan dia telah dipanggil sebagai saksi oleh jaksa pada kasus kekerasan.”
Yeon Hee terduduk lemas mendengar berita itu, karena dia tahu orang yang sekarat itu adalah suaminya, sedangkan Min Ho ada di hadapannya. Min Ho kemudian mendekati Yeon Hee dan berkata, “Kau bisa menipu dia, tapi kau tidak bisa menipu aku. Aku tahu siapa ayah Eun Soo. Anggap ini… sebagai pertukaran…rahasia.”
Yeon Hee hanya bisa menangis setelah mendengar hal itu. Sedangkan Min Ho pergi ke rumah sakit.
Setelah mendengar berita itu, Jung Woo langsung pergi ke rumah sakit dan di depan ruang operasi, sudah ada anak buahnya yang menunggu. Anak buah Jung Woo berkata kalau Min Ho masih selamat karena dia tertangkap oleh beberapa pohon saat dia jatuh dari balkon. Tapi karena gedung itu terlalu tinggi, jadi kemungkinan Min Ho selamat, sangat tipis.
Sambil menunggu operasi selesai, Jung Woo berkata pada anak buahnya kalau Min Ho bukan tipe orang yang mudah bunuh diri. Jung Woo kemudian berjanji akan membuat Min Ho berdiri di pengadilan dan anak buahnya meminta Jung Woo memberinya waktu, karena Min Ho sekarang masih menjalani operasi.
Anak buah Jung Woo kemudian di hubungi oleh seseorang yang mengatakan kalau mereka menemukan catatan bunuh diri Min Ho. Mendengar itu, Jung Woo yang memutuskan pergi untuk memeriksanya sedangkan anak buahnya diminta untuk menunggu Min Ho selesai di operasi.
Jung Woo langsung pergi ke kamar Min Ho dan melewati para reporter yang memburu pertanyaan padanya. Di dalam kamar Min Ho, Jung Woo membaca surat terakhir Min Ho dan kemudian melihat-lihat sekitar kamar tidur Min Ho. Disana ada makanan yang dipesan melalui pesanan layanan kamar, namun makanannya belum Min Ho makan.
Jung Woo kemudian menemui petugas yang mengantarkan pesanan antar tersebut dan si petugas menjawab kalau disaat dia menemui Min Ho, saat itu dia terlihat tegang dan menurut si petugas, Min Ho mabuk karena Min Ho sangat bau alkohol.
Min Ho yang asli sudah ada di rumah sakit dan dia melihat jalannya operasi Seon Ho. Dengan pelan dia berkata, “Hyung…. tolong… pergilah.”
Keesokanharinya, Jung Woo di minta atasannya untuk menutup kasus Min Ho, sebelum Grup Chamyung menuntut mereka atas kematian Min Ho. Dengan kesal, Jung Woo pun berkata kalau sampai Grup Chamyung menuntut, maka dia baru akan berhenti.
Kembali ke ruangannya, Jung Woo meminta pada rekannya apa dia sudah mendapatkan apa yang dia minta dan rekannya mengiyakan. Jung Woo meminta catatan medis orang yang dioperasi dan didalam darah orang itu, tidak ditemukan kandungan alkohol sedikitpun. Tingkat alkoholnya 0 %. Jung Woo terkejut mengetahuinya, karena si petugas hotel dengan yakin berkata kalau malam itu Min Ho mabuk, bahkan dia sangat berbau alkohol.
Tak lama kemudian, Jung Woo diberi USB yang berisi rekaman CCTV hotel. Dalam rekaman itu, orang terakhir yang menemui Min Ho adalah Seon Ho. Setelah mendengar itu, Min Ho langsung mengajak si detektif untuk ikut bersamanya.
Min Ho diberitahu kalau polisi sudah mengambil rekaman CCTV hotel dan dia hanya menghela nafas. Min Ho sendiri sudah berada di kamar rawat Seon Ho. Tak lama kemudian Jung Woo masuk dan memperkenalkan diri pada Min Ho, seolah-olah mereka baru pertama bertemu. Min Ho hampir terkena jebakan kalau dia tidak ingat ucapan Seon Ho yang berkata kalau jaksa darang ke kantor mereka.
Jung Woo kemudian menunjukkan surat terakhir yang di tulis Min Ho dan Min Ho sendiri yang saat ini sedang berperan sebagai Seon Ho berkata kalau Min Ho bukan tipe orang yang melakukan hal seperti itu.
“Apa yang kau maksud? Apa kau berbicara tentang dia membunuh seseorang… atau melompat?” tanya Jung Woo dan Min Ho terlihat gemetar, namun dia berusaha menutupinya dari Jung Woo.
“Apa tujuan dari pertanyaan itu?” tanya Min Ho pura-pura tak mengerti.
“Hanya saja aku sendiri tidak percaya itu. Cha Min Ho yang aku tahu… bukan tipe yang akan melakukan bunuh diri,” jelas Jung Woo
“Aku tahu kalau ini sama mengejutkannya untukmu seperti ini untukku. Apa tidak ada hal seperti analisis tulisan tangan? Kalau begitu… kita akan bisa mengetahui apa ini ditulis oleh Min Ho,” saran Min Ho dan Jung Woo membenarkan.
Min Ho  lalu berkata kalau dia kemarin menemui Min Ho dan menyuruhnya menyerahkan diri, namun dia tidak tahu kalau Min Ho akan memutuskan lompat dari balkon.
Tepat disaat itu, perawat berkata kalau pasien sadar. Mendengar itu, Jung Woo dan Min Ho langsung masuk. Seon Ho membuka matanya dan Min Ho hendak menghampirinya. Namun sebelum Min Ho sampai di dekat Seon Ho, Jung Woo langsung maju dan mendekatkan telinganya karena Seon Ho seperti akan mengatakan sesuatu.
Jung Woo terkejut mendengar apa yang Seon Ho katakan dan tepat disaat itu, detak jantung Seon Ho hilang. Dokter berusaha mengembalikannya dengan CPR, tapi karena tak berhasil, Min Ho langsung menyuruh dokter berhenti dan Min Ho pun menangis. Dia menangis dengan menyebut namanya sendiri, ‘Min ho ya’.
Melihat apa yang Min Ho lakukan, Jung Woo masih terlihat kaget dan teringat kalimat yang Seon Ho katakan sebelum meninggal. Seon Ho mengatakan nama “Min Ho ya.”


KOmentar :


Drama ini baru episode satu tapi aku sudah mewek melihat acting ji sung Oppa yang dae to the baakkk (daebak).... acting nangis nya nyesss banget. dan kita harus nyiapin banyak tisu diuntuk episode berikutnya

Acting lain yang patut diacungi jempol adalah Uhm ki joon yang mampu memerankan dua karakter sekaligus dengan sempurna bahkan sorot mata  cha seon ho dan cha min ho bisa beda.. okeyy sepertinya Cha min hoo berniat mengambil identias kakaknya Cha seon ho untuk menyelamatkan diri...... siap siap nahan umpatan di episode selanjutnya  chinggu ya.